Hidup lebih baik atau hidup layak terkadang diukur dari tingkat pendapatan seseorang, tempat tinggal, barang kepunyaan hingga makanan apa saja yang dikonsumsi. Makanan lokalkah atau impor?
Singkong dan Keju
Singkong yang tumbuh subur di Indonesia merupakan sumber karbohidrat yang dapat menggantikan nasi. Lahan-lahan singkong sangat banyak kita temui bahkan sampai di lahan tidur sepanjang jalan raya, karena singkong merupakan tanaman yang sangat mudah hidup tanpa perawatan khusus sekalipun.
Di negara yang kaya akan singkong ini justru miris karena masyarakatnya lebih memilih gandum sebagai bahan baku makanan pengganti nasi. Berikut kutipan Detik Finance, 11 November 2009 dengan judul Impor Gandum Berpeluang Membengkak 100%.
Jakarta – Impor gandum diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga 100% selama 10 tahun mendatang. Saat ini jumlah impor gandum per tahunnya mencapai 5 juta ton gandum, artinya akan ada potensi impor gandum hingga 10 juta ton.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) yang juga anggota Kadin Ratna Sari Loppies dalam acara rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi VI di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Rabu (11/11/2009).
“Saya perkirakan kebutuhan gandum mencapai 10 juta ton selama 10 tahun ke depan, sekarang ini masih 5 juta ton per tahun,” katanya.
Konsep Green Consumer
Kembali ke konsep Green Consumer atau konsumen yang peduli terhadap keberlangsungan sumber daya alam dan lingkungan. Dalam proses impor suatu barang memerlukan jalur distribusi yang kompleks. Dari ladang gandum ke pabrik pengolahan hingga di salurkan ke negara-negara pengimpor juga membutuhkan biaya yang besar terutama untuk transportasi.
Transportasi tersebut tentu memerlukan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi dan akan menghasilkan gas karbon yang besar juga. Semakin jauh negara pengekspor maka semakin banyak juga karbon yang akan dihasilkan untuk mencapai negara tujuan.
Kondisi bumi yang sudah sesak akan gas kendaraan bermotor dari aktifitas sehari-hari semakin diperburuk dengan aktivitas impor pangan tadi. Maka sudah seyogyanya kita sebagai masyarakat Indonesia yang peduli terhadap lingkungan bersih, terhadap kesehatan dan masa depan generasi penerus bangsa untuk lebih memilih produk lokal daripada mengimpor dari negara lain. Karena kalau hanya untuk mencukupi kebutuhan akan pangan, bangsa kita memiliki berbagai kekayaan alam yang sungguh besar dan dapat dimanfaatkan.
Cintailah produk dalam negeri karena dengan begitu kita ikut membantu mengurangi kandungan emisi karbon di dunia. Sebagai pelengkap bacaan, silahkan nikmati alunan Singkong dan Keju Ari Wibowo di video Youtube berikut 🙂
Singkong dan Keju Untuk Perubahan