Pengertian Dan Mitologi Kalpataru

Pengertian kalpataru adalah sebuah mitologi tentang pohon yang melambangkan kehidupan dan pengharapan. Kalpataru atau kalpawreksa adalah sebutan untuk pohon yang dikenal dalam mitos di India. Kalpataru berasal dari akar kata “kalp” yang berarti “ingin atau keinginan” dan “taru” berarti “pohon”.

Pohon ini juga disebut Kalpadruna atau Devataru yang termasuk dalam lima pohon suci yang terdapat di surga Dewa Indra, yang disebut pancawrksa, yaitu mandara, parijata, santana, kalpawrksa, dan haricandana.

Kalpataru melambangkan dunia tertinggi yang meliputi dunia bawah dan atas. Karena itu dianggap keramat, sebagai sumber kekayaan dan kemakmuran. Dengan demikian Kalpataru merupakan pohon yang dapat mengabulkan segala keinginan manusia yang memujanya.

Mitologi Kalpataru

Berdasarkan mitologi, pohon ini memiliki ciri antara lain daun-daunnya selalu berwarna hijau, berbunga indah dengan bau yang semerbak, berbuah, penuh dengan berbagai mutumanikam, memiliki ratusan rantai emas dan untaian mutiara yang bergelantungan di dahannya. Di dekat pohon juga digambarkan adanya berbagai binatang sebagai penjaga terhadap kesucian pohon itu.

Kepercayaan terhadap pohon sudah dikenal lama di India. Dalam sejarahnya, pemujaan terhadap pohon sudah dikenal di India sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Pemujaan pohon ini bermula dari kepercayaan yang menganggap bahwa setiap benda yang terdapat di alam ini mempunyai kekuatan.

Di atas semua itu ada sesuatu kekuatan besar yang disebut kekuatan supernatural. Kepercayaan ini muncul bersamaan dengan berkembangnya pemujaan terhadap tanah dan air. Tanah sering diidentikkan dengan Dewi Ibu (Mother Goddess), yang dalam kebudayaan agraris dianggap sebagai dewi ‘yang melahirkan’ segala sesuatu di dunia ini termasuk tumbuh-tumbuhan yang dibutuhkan manusia.

Tanah, dalam hal ini dianggap mempunyai hubungan religius magis dengan manusia yang bertempat tinggal di atasnya. Air merupakan unsur terpenting yang diperlukan dalam proses pertumbuhan.

Masa India awal pohon tersebut banyak dijumpai keberadaannya. Seperti pada abad kesatu sebelum masehi, Pohon pengharapan banyak disinggung pada waktu menceritakan pulau yang ideal, yaitu Uttarakuru pada pilar sebelah barat stupa besar Sanci (dijelaskan pada kitab Mahabarata).

Pulau ini digambarkan sebagai tempat yang memiliki bermacam-macam buah-buahan dan bunga-bungaan, serta pohon yang menghasilkan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, dan penggambarannya dapat dijumpai pada kesenian distupa Sanci.

Kalpataru tersebut merupakan pohon pengharapan dan merupakan pohon penting, dimitoskan keluar dari lautan susu (Ksirarnava) yang diaduk oleh para dewa dan asura. Simbol kalpawrksa sangat populer pada masa kesenian India awal dan berkembang pada masa Gupta dan masa-masa selanjutnya.

Kesenian masa Gupta tersebut sangat berpengaruh terhadap kesenian yang ada di Indonesia.  Perhubungan antara Indonesia dengan raja-raja Gupta sangat ramai, seperti kesenian Gupta di Bengal yang mempunyai hubungan erat dengan kebudayaan dan kesenian Indonesia pada zaman kekuasaan raja-raja Sailendra pada abad 8, dan kesenian Gupta memiliki teknik pahat yang bermutu tinggi dengan berdasar pada filsafat Yoga.

Penghargaan Kalpataru di Indonesia

penghargaan kalpataruDi Indonesia, Kalpataru dijadikan penghargaan pemerintah yang diberikan kepada orang atau kelompok yang telah berjasa dalam memelihara kelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Penghargaan Kalpataru diberikan kepada sosok-sosok luar biasa yang mengabdikan hidupnya untuk upaya pelestarian dan penyelamatan lingkungan tanpa pamrih.

Penghargaan Kalpataru diberikan pertama kali pada 1980 oleh Presiden Kedua RI Soeharto di Istana Negara. Saat itu, penghargaan ini diberi nama “Hadiah Lingkungan” dan baru setahun kemudian namanya berganti menjadi Kalpataru. Wujud penghargaan kalpataru berbentuk akar mirip bola berwarna keemasan. Uniknya, akar ini tumbuh pada bagian atas dan bawah.

Penghargaan Kalpataru memiliki 4 kategori, yaitu:

1. Perintis Lingkungan

Diberikan kepada warga masyarakat, bukan pegawai negeri dan bukan pula tokoh dari organisasi formal, yang berhasil merintis pengembangan dan melestarikan fungsi lingkungan hidup secara menonjol luar biasa dan merupakan kegiatan baru sama sekali bagi daerah atau kawasan yang bersangkutan.

2. Pengabdi Lingkungan

Diberikan kepada petugas lapangan (Penyuluh Lapangan Penghijauan, Petugas Penyuluh Lapangan, Petugas Lapangan Kesehatan, Jagawana, Penjaga Pintu Air, dll) dan atau pegawai negeri (termasuk PNS, TNI, Polri, PPLH, PPNS, guru) yang mengabdikan diri dalam usaha pelestarian fungsi lingkungan hidup yang jauh melampaui kewajiban dan tugas pokoknya serta berlangsung cukup lama.

3. Penyelamat Lingkungan

Diberikan kepada kelompok masyarakat, baik informal (kelompok masyarakat adat, kelompok tani, kelompok masyarakat desa, komunitas adat, rukun warga, paguyuban, karang taruna, dll) maupun formal (lembaga swadaya masyarakat, badan usaha, lembaga penelitian, lembaga pendidikan, koperasi, asosiasi profesi, organisasi kepemudaan, dan lain-lain) yang berhasil melakukan upaya-upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup atau pencegahan kerusakan dan pencemaran (penyelamatan) lingkungan hidup.

4. Pembina Lingkungan

Diberikan kepada pejabat, pengusaha, peneliti, atau tokoh masyarakat yang berhasil dan punya prakarsa untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan memberi pengaruh untuk membangkitkan kesadaran lingkungan serta peran masyarakat guna melestarikan fungsi lingkungan hidup, dan atau berhasil menemukan teknologi baru yang ramah lingkungan, seperti pejabat, pendidik, budayawan, seniman, wartawan, peneliti, pengusaha, manager, tokoh lembaga swadaya masyarakat, tokoh agama, dan lain-lain.

 

Pengertian Dan Mitologi Kalpataru

About the Author: Blog Kalpataru

Ikut peduli terhadap kawasan lingkungan hidup

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *