Pedagang Mie Ayam Keliling pun Bisa Ramah Lingkungan

Pedagang Mie Ayam Keliling

Pedagang mie ayam keliling tentu bukan hal yang asing. Hampir di setiap perumahan, pertokoan, hingga pinggir jalan dapat kita temui. Namun pernah tidak kita perhatikan bagaimana cara kerjanya secara detil hingga mie ayam buatannya siap disantap? Atau bagaimana lingkungan tempatnya berjualan?

Pedagang Mie Ayam Ramah Lingkungan

Banyak pedagang mie ayam keliling yang kurang memperhatikan faktor kesehatan, dan lingkungannya.

Untuk menjadi pedagang yang ramah lingkungan sangatlah mudah. Berikut konsep ramah lingkungan dalam beberapa tahap.

1. Kebersihan

Kebersihan merupakan faktor yang paling penting bagi sebagian orang dibandingkan rasa. Lokasi yang bersih dan nyaman membuat pelanggan akan kembali memesan dagangan mie ayam tersebut. Lokasi yang bebas dari asap kendaraan bermotor, bau yang tidak sedap akan membuat pelanggan semakin betah.

2. Ketersediaan Air Bersih

Dalam urusan masak-memasak air memiliki peranan yang sangat penting. Pelanggan yang kritis (cerewet) akan mempermasalahkan darimana sumber air tersebut, mana air untuk masak, minum, dan mana air untuk mencuci piring. Mungkin kebanyakan dari mereka tidak akan spontan menyampaikannya, tapi kemungkinan untuk berpaling ke pedagang lain terbuka besar. Untuk itu pastikan lokasi berjualan tidak jauh dari sumber air bersih.

3. Kebersihan Peralatan Makan

Pastikan piring atau mangkok, serta sendok, garpu, dan sumpit dicuci dan dibilas sampai bersih, dan kemudian dikeringkan dengan lap yang memang dikhususkan untuk itu sebelum disimpan di rak atau laci yang aman dari kuman dan penyakit. Ada terkadang pedagang yang meletakkan peralatan makan sejajar dengan tempat sampah, dan lap piring yang digunakan juga digunakan untuk melap keringat atau meja, hal tersebut tentu tidaklah baik.

4. Kemasan Pembungkus

Hentikan kebiasaan membungkus makanan dengan styrofoam atau plastik. Disamping berbahaya bagi kesehatan, juga dapat mencemari lingkungan.

Untuk pedagang mie ayam memang susah jika harus membungkus masakannya dalam kemasan kertas. Karena saat ini sepengetahuanku belum ada kemasan khusus untuk makanan berkuah yang ramah lingkungan.

Para pedagang dapat saja menyediakan kotak makanan sebagai media pengganti. Tentu dengan harganya telah disesuaikan. Misal, jika mie ayam satu porsi seharga Rp6.000,- maka dengan menggunakan kotak makanan dapat dijual seharga Rp14.000,- (harga mie ayam + kotak makanan).

Kotak makanan tersebut akan bermanfaat untuk berbagai keperluan si konsumen dan dapat digunakan kembali. Dalam jangka panjang, pelanggan yang merasa keberatan membeli kotak makanan terus-menerus, diharapkan akan membawa kotak makanannya sendiri.

5. Sumpit

Sumpit merupakan benda kecil yang sangat kurang diperhatikan oleh penggunanya, ia hanya berguna jika sedang dibutuhkan selebihnya akan dibuang begitu saja. Hindari memberikan sumpit kepada pelanggan. Di Jepang, para murid dan mahasiswa mulai dibiasakan untuk makan menggunakan sendok di kantin-kantin sekolahnya. Karena penggunaan sumpit yang besar, mengakibatkan beberapa hektar hutan harus dikorbankan. Tidak mau hal tersebut terjadi di Indonesia kan?

6. Kantong Plastik

Untuk mengemas mie ayam yang telah dibungkus tersebut ke dalam kantong plastik gunakanlah kantong biobag. Saat ini beberapa supermarket telah melakukan itu. Kantong biobag merupakan kantong plastik yang diklaim ramah lingkungan karena 50% bahan bakunya terbuat dari tepung singkong sehingga mudah terurai.

Demikian konsep dasar dan mudah-mudahan dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang ada. Memang masih diperlukan beberapa modifikasi lagi untuk penerapannya. Ada ide yang lain?

 

Pedagang Mie Ayam Keliling pun Bisa Ramah Lingkungan

About the Author: Blog Kalpataru

Ikut peduli terhadap kawasan lingkungan hidup

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *